Banyak orang membuat prediksi Jerman vs Italia,
bahwa Jerman-lah yang akan paling dominan untuk memenangkan
pertandingan ini, bahkan bukan cuma sekedar itu, bahwa tim Jerman juga
diprediksi bakal menjadi jawara Euro tahun 2012 ini.
Meski prediksi Jerman vs Italia
banyak berpihak kepada Jerman, tetapi bukan berarti Italia tidak
memiliki peluang menang. Seperti gaya permainan saja misalnya, Italia
yang dulu dikenal dengan pertahanannya yang kokoh kini bermetamorfose
menjadi tim yang bermain ofensif.
Seperti apa prediksi
pertandingan Jerman vs Italia pada, Jumat (29/06/2012) nanti? Mari kita
simak secara lengkap data dan fakta antara Jerman vs Italia berikut ini:
-
Jerman menang dalam 15 laga kompetisi internasional mengalahkan rekor
14 partai yang dipegang oleh Spanyol (2010-2011), Belanda (2008-2010),
Prancis (2002-2004).
- Jerman belum pernah mengalahkan Italia di
kompetisi internasional. Dari 7 pertemuan terakhir, Jerman 4 kali menang
dan 3 kali seri.
- Jerman menang dalam enam pertandingan di babak semifinal Piala Eropa
-
Dari 31 pertemuan dengan Jerman, Italia mencatat: 14 kali menang, 9
kali seri, dan 7 kali kalah. Italia tak pernah kalah sejak menyerah 2-0
pada laga ujicoba melawan Jerman tahun 1995.
- Di bawah pelatih
Cesare Prandelli, Italia belum pernah kalah dalam 14 pertandingan
terakhir. Mereka menang 9 kali dan seri 5 kali.
10 Feb 2011 Jerman 1 – Italia 1 UJI 5 Juli 2006 Jerman 0 – Italia 2 PD 2 Maret 2006 Italia 4 – Jeerman 1 UJI
Lima pertandingan terakhir
Jerman 23 Jun 2012 Jerman 4 – Yunani 2 PE 18 Jun 2012 Denmark 1 – Jerman 2 PE 14 Jun 2012 Belanda 1 – Jerman 2 PE 10 Jun 2012 Jerman 1 – Portugal 0 PE 1 Jun 2012 Jerman 2 – Israel 0 UJI
Italia 25 Jun 2012 Inggris 0 – Italia 0 PE 19 Jun 2012 Italia 2 – Irlandia 0 PE 14 Jun 2012 Italia 1 – Kroasia 1 PE 10 Jun 2012 Spanyol 1 – Italia 1 PE 2 Jun 2012 Italia 0 – Rusia 3 UJI
Prediksi skor Jerman vs Italia
Jerman 1 – 2 Italia 20,56% Jerman 2 – 1 Italia 15,75% Jerman 0 – 1 Italia 11,54%
Partai semi final kedua Euro 2012 akan menghadirkan pertandingan ulangan semi final Piala Dunia 2006 antara Jerman vs Italia di National Stadium Warsaw, Jumat (29/6/12) pukul 01.45 WIB. Jerman yang enam tahun lalu jadi pecundang, bertekad untuk bisa menebus kegagalan tersebut dan meraih babak final Piala Eropa 2012.
Pelatih Jerman, Joachim Loew, menyadari pertandingan
kali ini akan lebih berat jika dibandingkan laga-laga sebelumnya. Untuk
itu, ia menekankan pada anak asuhnya agar bisa menjaga irama permainan
yang telah terbentuk dengan baik selama empat pertandingan pertama.
“Kami harus mempertahankan dan bahkan coba meningkatkan
ritme permainan saat lawan Italia. Itu akan sangat penting karena kami
akan memaksa Italia untuk bermain bertahan. Kami harus memulai inisiatif
serangan,” tutur Loew.
Namun Loew juga sadar bahwa Italia adalah lawan berat, terlepas dari
aksi heroik mereka kala menaklukkan Inggris dalam drama adu penalti di
Kiev beberapa hari lalu.
“Kami bermain baik lawan Yunani, namun Italia adalah tim yang jauh berbeda. Apalagi mereka juga telah berbenah pasca kegagalan di Piala Dunia 2010 lalu.”
Satu pemain Italia yang wajib diwaspadai Jerman adalah Andrea Pirlo.
Selain perannya yang sangat sentral di lini tengah Italia, pemain gaek
itu juga baru saja menyihir mata pecinta sepakbola lewat sepakan Cucchiaio-nya
kala adu penalti versus Inggris, sama persis yang pernah dilakukan
Francesco Totti kala Italia melawan Belanda di Euro 2000 silam.
“Pirlo seperti terlahir kembali saat ini. Ia adalah pesepakbola yang mengagumkan dan cerdik. Melakukan man-to-man marking padanya tak akan berguna karena ia bermain lebih ke dalam,” puji Loew.
Di sisi lain, Italia juga tampak tak takut dengan keperkasaan Jerman
dalam beberapa tahun terakhir. Jerman minimal selalu menembus babak
semifinal dalam empat turnamen besar terakhir, yakni Piala Dunia 2006,
Euro 2000, Piala Dunia 2010, dan Euro 2012.
“Kami telah melihat pertandingan mereka. Jerman adalah
tim yang sangat bagus dan dalam beberapa tahun terakhir mereka
membuktikannya. Tapi kami tahu bagaimana cara mengalahkannya,” ucap
Pirlo.
Lebih jauh, Pirlo menilai peluang Italia untuk menang kali ini sama
besar seperti yang mereka lakukan enam tahun lalu. Padahal saat itu
Jerman bertindak sebagai tuan rumah. Dan kini, pertandingan dilakukan di
tempat netral.
“Perbedaannya hanya dulu mereka bermain di rumah sendiri,
di depan fans mereka. Saya yakin mereka takut pada kami karena
kekalahan tahun 2006.”
Pelatih Italia, Cesare Prandelli, masih harap-harap cemas menanti kondisi Daniele De Rossi
untuk pertandingan nanti. Gelandang multitalenta tersebut mengalami
cedera saat Italia bentrok dengan Inggris beberapa hari lalu dan
kondisinya hingga kini masih diragukan.
Perkiraan susunan pemain: Jerman (4-2-3-1): 1. Manuel Neuer; 20. Jerome
Boateng, 5. Mats Hummels, 14. Holger Badstuber, 16. Philipp Lahm; 6.
Sami Khedira, 7. Bastian Schweinsteiger; 8. Mesut Ozil, 21. Marco Reus,
10. Lukas Podolski; 23. Mario Gomez. Pelatih: Joachim Loew
Italia (4-3-1-2): 1. Gianluigi Buffon; 7. Ignazio
Abate, 15. Andrea Barzagli, 19. Leonardo Bonucci, 6. Federico
Balzaretti; 21. Andrea Pirlo, 23. Antonio Nocerino, 18. Riccardo
Montolivo; 8. Claudio Marchisio; 10. Antonio Cassano, 9. Mario
Balotelli. Pelatih: Cesare Prandelli
Head to head:
10-02-2011: Jerman 1-1 Italia
05-07-2006: Jerman 0-2 Italia
01-03-2006: Italia 4-1 Jerman
20-08-2003: Jerman 0-1 Italia
20-06-1996: Italia 0-0 Jerman
2-4 menjadi skor akhir Portugal vs Spanyol dalam pertandingan semifinal Piala Eropa 2012. Hasil pertandingan Euro 2012 tersebut sudah cukup untuk mengantar Spanyol ke partai puncak dan berpeluang untuk mempertahankan gelar juara mereka.
Portugal sudah memberi ancaman bagi Spanyol di menit pertama saat
tendangan pojok melengkung Miguel Veloso meluncur kea rah gawang Iker
Casillas. Namun kiper Spanyol tersebut mampu menepisnya dan menghasilkan
sepak pojok kedua bagi Portugal.
Spanyol balik mengancam. Kerjasama para pemain di kotak penalti
diakhiri sepakan terukur Alvaro Arbeloa yang masih melambung di menit
sembilan. Semenit kemudian, giliran Andres Iniesta yang mendapati
sepakannya juga melambung.
Spanyol di pertandingan ini tak leluasa memainkan taktik tiki-taka khas mereka lantaran para pemain Portugal begitu disiplin dan mengejar setiap pergerakan pemain Spanyol. La Furia Roja kembali mendapat kesempatan apik di menit 28.
Umpan David Silva menemui Iniesta di dalam kotak penalti. Meski dihadang
dua pemain, gelandang Barcelona itu masih mampu melepaskan sepakan
melengkung yang tipis berakhir diatas mistar gawang Rui Patricio.
Dua menit berselang, giliran Cristiano Ronaldo yang mendapat peluang.
Umpan dari Joao Moutinho diakhiri dengan tendangan kaki kiri sang
kapten yang masih menyamping dari gawang Casillas. Babak pertama
berakhir imbang tanpa gol.
Strategi memasang Alvaro Negredo yang tak berjalan memaksa pelatih
Vicente del Bosque memasukkan Cesc Fabregas di babak kedua. Sejak itu,
Spanyol bermain tanpa striker murni.
Namun justru Portugal yang memperoleh peluang berbahaya di menit 58.
Kerjasama Ronaldo dan Hugo Almeida diakhiri dengan tendangan dari nama
terakhir yang masih menyamping dari gawang Casillas.
Spanyol menggebrak di menit 68. Tendangan keras Xavi Hernandez dari
luar kotak penalti tepat di pelukan Rui Patricio. Semenit kemudian,
Portugal membalas namun eksekusi Almeida masih melebar.
Ronaldo mendapat dua kali kesempatan menjebol gawang Casillas lewat
tendangan bebas spesialisasinya di menit 73 dan 84. Namun keduanya tetap
tak mampu merubah keadaan.
Portugal harusnya bisa unggul di menit 90. Lewat sebuah serangan
balik, Ronaldo yang tak terkawal mendapat sodoran bola dari Raul
Meireles. Sayang eksekusinya sangat buruk karena bola masih melayang
diatas mistar gawang Casillas.
Di babak perpanjangan waktu, Spanyol lebih banyak mendominasi peluang
yang tercipta. Iniesta nyaris mencetak gol di menit 103 kala menerima
umpan silang Jordi Alba. Beruntung kiper Portugal sigap mengantisipasi
datangnya bola.
Dua menit kemudian, tendangan bebas Sergio Ramos juga masih berakhir tipis diatas mistar gawang Portugal yang membuat extra time pertama tetap berakhir imbang tanpa gol.
Di 15 menit kedua, Spanyol juga menciptakan beberapa peluang
berbahaya. Namun karena ketidak tenangan para pemain mereka, laga harus
diakhiri dengan adu tendangan penalti.
Di babak adu penalti, Spanyol akhirnya keluar sebagai pemenang
setelah sepakan Joao Moutinho dan Bruno Alves gagal bersarang di gawang
Iker Casillas. Spanyol pun akhirnya melaju ke partai puncak setelah
tendangan terakhir Cesc Fabregas meluncur mulus ke gawang Rui Patricio.
Data Pertandingan: Portugal 0-0 Spanyol Adu penalti: Portugal 2: Moutinho (X), Pepe (O), Nani (O), Bruno Alves (X) Spanyol 4: Alonso (X), Iniesta (O), Pique (O), Ramos (O), Fabregas (O)
Statistik Adu Penalti Spanyol VS Portugal Kamis 28 Juni 2012
Tim
Penalti 1
Penalti 2
Penalti 3
Penalti 4
Penalti 5
Spanyol
Eksekutor
Xabi Alonso
Andrés Iniesta
Gerard Piqué
Sergio Ramos
Cesc Fàbregas
Hasil
Gagal (ditepis kiper)
Gol (kiper salah arah)
Gol (arah kiper benar)
Gol (kiper salah arah)
Gol (bola sempat bentur mistar kanan)
Portugal
Eksekutor
João Moutinho
Pepe
Nani
Bruno Alves
*)
Hasil
Gagal (diblok kiper)
Gol (arah kiper benar)
Gol (kiper salah arah)
Gagal (bentur mistar atas)
-
Ket: *) seharusnya jatah Cristiano Ronaldo
Highlights adu penalty
JAKARTA: Cristiano Ronaldo gagal adu penalti. Itulah barangkali
kalimat yang tepat untuk melukiskan hasil pertandingan semi final Piala
Eropa 2012 yang digelar Kamis (28/6/2012) mulai 01:45 WIB.
Loh.., Ronaldo kan tidak ikut mengeksekusi penalti? Memang benar,
dalam pertandingan itu bintang sepak bola berinisial CR7 tersebut tidak
ikut menjadi algojo. Namun, bintang klub Real Madrid itu sebenarnya
masuk daftar 5 pemain algojo penalti sesi partama.
Dalam peraturan UEFA (dan juga FIFA), adu penalti dijadwalkan dalam dua
sesi dengan masing-masing lima kali kesempatan setiap tim. Sesi kedua
dilakukan jika pada adu penalti sesi pertama kedudukan tetap berakhir
imbang.
Pelatih Portugal Paulo Bento sebenarnya memasukkan Ronaldo di daftar 5 pemain penalti sesi pertama. Jadi line up sesi pertama penalti dari Portugal adalah Ronaldo, João Moutinho, Pepe, Nani, dan Bruno Alves.
Entah karena pertimbangan apa, pelatih Portugal itu justru memasukkan
Ronaldo di urutan terakhir (ke-5) algojo penalti sesi pertama.
Kebingungan Portugal di sesi adu penalti juga terlihat pada kesempatan
tendangan ke-3. Ketika sang algojo Bruno Alves tengah bersiap-siap,
tiba-tiba Nani menghampirinya dan langsung menggantikan ‘jatah’
Alves—yang ternyata kemudian Alves mengeksekusi di tendangan k-4 dan
gagal.
Nani berhasil mengeksekui penalti ke-3 tersebut. Namun, pergeseran
urutan itu membuat tekanan terhadap Alves semakin tinggi, karena pemain
FC Zenit St Petersburg itu harus berhasil mengeksekusi penalti ke-4
untuk menjaga peluang.
Hal itu karena algojo ke-4 dari Spanyol Sergio Ramos sukses melakukan
eksekusi, sehingga kedudukan menjadi 3-2 untuk keunggulan Spanyol (lihat tabel adu penalti di atas).
Kekhawatiran itu ternyata benar. Tendangan Alves membentur mistar atas
gawang Iker Casillas. Portugal pun tinggal berharap Spanyol gagal di
eksekusi ke-5 dan Ronaldo sukes mengeksekusi tendangan penalti ke-5 atau
urutan terakhir sesi pertama adu penalti.
Namun, harapan itu buyar seketika. Cesc Fàbregas berhasil menjadi
eksekutor ke-5 Spanyol, kendati bola sempat membentur mistar kanan
gawang Rui Patrício. Skor pun menjadi 4-2 dan Ronaldo tidak sempat
menyelamatkan Portugal dari kekalahan adu tos-tosan tersebut.
Simpan tenaga
Pelatih Portugal Paulo Bento sengaja menyimpan tenaga pemain untuk
tidak meladeni dengan ngotot Tim Matador besutan Vicente del Bosque pada
sesi normal 2 x 45 menit. Sehingga pertandingan berakhir 0-0 dan harus
dilanjutkan dengan perpanjangan waktu 2 x 15 menit.
Strategi menghemat energi itu terlihat dari pergantian pemain di
Portugal yang hanya dilakukan sekali pada sesi tersebut dan itupun
dilakukan menjelang babak kedua usai, yaitu pada menit ke 81 Hugo
Almeida ditarik keluar digantikan Nélson Oliveira.
Ini bertolak belakang dengan Spanyol, yang langsung menghabiskan jatah
maksimal pergantian 3 pemain, yaitu menit ’54 Álvaro Negredo (diganti
Cesc Fàbregas), ’60 David Silva (Jesús Navas), 87 Xavi Hernández (Pedro
Rodríguez).
Portugal sepertinya ingin memanfaatkan momentum perpanjangan waktu 2 x 15 menit dan adu penalti untuk memenangkan semi final.
Ini terlihat dari sisa jatah pergantian 2 pemain yang dilakukan pada
sesi perpanjangan waktu, yaitu menit ke ‘106 Miguel Veloso (diganti
Custódio) dan ‘113 Raúl Meireles (Silvestre Varela).
Dengan tambahan energi tersebut, Portugal mulai bangkit untuk meladeni
permainan Spanyol dan itu berhasil. Portugal mulai berani mengambil
inisiatif penguasaan bola.
Kalau pada sesi normal 90 menit persentase penguasaan bola
Spanyol:Portugal adalah 56%:44%, maka pada akhir perpanjangan waktu 2 x
15 menit, secara total terjadi pergeseran dominasi tersebut menjadi
45%:55% untuk Portugal.
Namun hingga babak perpanjangan waktu berakhir, kedudukan tetap imbang
kaca mata alias 0-0, sehingga pertandingan harus dilakukan melalui adu
penalti.
Pertandingan yang digelar di Stadion Donbass Arena, Donetsk (Ukraina)
itu berlangsung cukup keras, sehingga melahirkan 52 pelanggaran. Wasit
Cüneyt Çakır dari Turki mengeluarkan 8 kartu kuning, yaitu 3 untuk
Spanyol dan 5 untuk Portugal.