— Kiper sekaligus kapten
tim nasional Italia, Gianluigi Buffon, merasa perlu untuk memberikan
semangat kepada masyarakat Italia dan rekan-rekan setimnya jelang laga
semifinal Piala Eropa 2012 melawan timnas Jerman, Kamis (28/6/2012). Di akun Facebook-nya,
Buffon menuliskan surat terbuka untuk membangkitkan semangat semua
pemain dan pendukung Italia serta mendorong mereka untuk tidak pernah
berhenti bermimpi.
Berikut adalah terjemahan dari surat terbuka pemain Juventus berusia 34 tahun itu, yang sebelumnya dituliskan dalam bahasa Italia:
"Ada saatnya dalam hidup ketika tak ada hal lain yang dilakukan selain mengikuti jalanmu sendiri, dan mengejar mimpi. Ini adalah tugas dari setiap orang.
Terlalu sering kita kecanduan dan menjadi mati rasa karena hal negatif yang mengelilingi kita. Terlalu sering kita pasrah pada nasib seperti yang diinginkan orang lain terhadap kita, dan kita hampir selalu berhenti bermimpi setelah mencapai usia yang matang, atau setelah mencapai posisi tertentu dan pekerjaan yang memberi kita kebebasan, tetapi tidak membangkitkan imajinasi dan pikiran kita.
Sebagai seorang anak, saya bermimpi menjadi pemain sepak bola. Sebagai remaja, saya bermimpi menjadi kiper tim nasional dan Juventus. Sekitar umur 20 tahun, saya ingin memenangi scudetto. Ketika berusia 25 tahun, saya mendapatkan Liga Champions dan Piala Dunia. Pada usia 30 tahun, kembali memenangi gelar liga bersama Juventus dan bermain di kejuaraan Eropa.
Sebagian besar target telah saya capai, dan ada beberapa yang belum. Saya tak pernah tahu apakah saya akan mencapainya. Namun, saya yakin bahwa satu-satunya cara untuk meraihnya adalah menginginkan semua itu, membuatnya menjadi hidup, meski terlihat seperti mimpi utopis (yang tak mungkin tercapai). Tanpa mimpi, seseorang tak akan hidup, tak bisa bertahan. Tanpa mimpi, Anda tak dapat mengendalikan kehidupan Anda, dan hanya menjadi sosok pudar yang menerima kehidupan tanpa peringatan, tanpa kejutan, tanpa kehidupan.
Datang ke Polandia dan berpikir untuk bermain di semifinal tak terpikirkan sebelumnya, setidaknya dalam pemanasan. Namun kami percaya diri, kami benar-benar menginginkannya, kami benar-benar mengharapkannya, dan setiap pengorbanan dilakukan demi mencapai tujuan kami!
Sekarang tampaknya setiap rintangan bisa diatasi; mungkin akan berlanjut, tetapi sekarang ketika kita telah sampai sejauh ini. Kita harus berani untuk maju sedikit lagi... menuju mimpi... menuju kebahagiaan....
Maju terus, Italia!"
Berikut adalah terjemahan dari surat terbuka pemain Juventus berusia 34 tahun itu, yang sebelumnya dituliskan dalam bahasa Italia:
"Ada saatnya dalam hidup ketika tak ada hal lain yang dilakukan selain mengikuti jalanmu sendiri, dan mengejar mimpi. Ini adalah tugas dari setiap orang.
Terlalu sering kita kecanduan dan menjadi mati rasa karena hal negatif yang mengelilingi kita. Terlalu sering kita pasrah pada nasib seperti yang diinginkan orang lain terhadap kita, dan kita hampir selalu berhenti bermimpi setelah mencapai usia yang matang, atau setelah mencapai posisi tertentu dan pekerjaan yang memberi kita kebebasan, tetapi tidak membangkitkan imajinasi dan pikiran kita.
Sebagai seorang anak, saya bermimpi menjadi pemain sepak bola. Sebagai remaja, saya bermimpi menjadi kiper tim nasional dan Juventus. Sekitar umur 20 tahun, saya ingin memenangi scudetto. Ketika berusia 25 tahun, saya mendapatkan Liga Champions dan Piala Dunia. Pada usia 30 tahun, kembali memenangi gelar liga bersama Juventus dan bermain di kejuaraan Eropa.
Sebagian besar target telah saya capai, dan ada beberapa yang belum. Saya tak pernah tahu apakah saya akan mencapainya. Namun, saya yakin bahwa satu-satunya cara untuk meraihnya adalah menginginkan semua itu, membuatnya menjadi hidup, meski terlihat seperti mimpi utopis (yang tak mungkin tercapai). Tanpa mimpi, seseorang tak akan hidup, tak bisa bertahan. Tanpa mimpi, Anda tak dapat mengendalikan kehidupan Anda, dan hanya menjadi sosok pudar yang menerima kehidupan tanpa peringatan, tanpa kejutan, tanpa kehidupan.
Datang ke Polandia dan berpikir untuk bermain di semifinal tak terpikirkan sebelumnya, setidaknya dalam pemanasan. Namun kami percaya diri, kami benar-benar menginginkannya, kami benar-benar mengharapkannya, dan setiap pengorbanan dilakukan demi mencapai tujuan kami!
Sekarang tampaknya setiap rintangan bisa diatasi; mungkin akan berlanjut, tetapi sekarang ketika kita telah sampai sejauh ini. Kita harus berani untuk maju sedikit lagi... menuju mimpi... menuju kebahagiaan....
Maju terus, Italia!"
Sumber: http://bola.kompas.com/read/2012/06/28/16470684/Ini.Surat.Terbuka.Buffon.Jelang.Lawan.Jerman
0 komentar:
Posting Komentar